....

....

Sabtu, 28 Januari 2012

___

Hari ini aku membaca Matius 6:25 sebagai renungan malamku. Di situ tertulis:
"janganlah khawatir tentang hidupmu...."

Pengabdianku untuk KemuliaanNya yg ditulis oleh Oswald Chamber sekali lagi menegurku tentang hal yang satu ini. Chamber menuliskan bahwa Bapa Surgawi menginginkan kita untuk fokus pada hubungan kita dengan Dia, bukan pada dunia ini. Dia adalah Allah yang memahami kebutuhan kita, Dia akan memberikannya namun janganlah arah hati kita hanya tertuju pada apa yang akan kita makan. minum, pakai, teman, dan lain sebagainya. Renungan sederhana ini ditutup dengan sebuah kalimat "lihatlah lagi dan berpikirlah!". Kalimat penutup sederhana ini membuatku merenung cukup lama...
aku melihat diriku...
terus menelusuri...
it is not about what happened to me but what happened in me..
aku mendapati diriku dalam keadaan takut, gelisah, galau, kuatir...
aku merasa bahwa aku kurang berpikir tentang hal-hal bernilai dalam hidupku...
aku menemukan bahwa sudah terlalu banyak waktu yang kuhabiskan hanya untuk mengimbangi dunia ini dan tuntutannya...
aakkhhh...aku sekali lagi merasa terpuruk...
namun kemudian aku tersadar bahwa ada Firman yang baru saja membukakan mataku... dan apakah aku akan terus berdiam dalam keterpurukan ini...
tidak!
aku tersungkur dan menjadi begitu malu...aku memohon belas kasihanNya untuk menganugerahkanku sebuah hati yang tertuju padaNya, selamaNya....


Blogger, sebenarnya sudah begitu banyak pergolakan dalam hidupku selama aku tidak menulis di sini, namun aku lebih memilih untuk memendamnya di dalam diam. saat itu aku benci dunia kata-kataku...aku mencoba menggantinya dengan aktivitas lamaku, apalagi kalau bukan "tapaleuk" (dalam bahasa Kupang, no precise translation for that, but baca:nongkrong)...

anyway...
saat ini aku sedang berada dalam pergolakan emosi yang cukup sulit, karena aku harus membentuk kembali bongkahan hatiku yang belum utuh ini untuk dapat menghasilkan respon yang bertanggung jawab dan sesuai dengan apa yang dikhendaki oleh Sang Perajut kehidupan ini...
hhhhhhhhhh...

keluarga, studi, pertemanan, sangat menguras perhatianku...




aku tahu tidak semua hal dalam hatiku dapat tertuang dalam rangkaian kata-kata semacam ini, namun aku ingin mencoba menonjolkan satu hal yang cukup membuatku galau:
baru saja aku putus dengan seseorang yang kupacari kurang lebih 6 tahun (masa-masa berantem included). kami putus karena beda iman.
keputusan dia untuk memiliki pacar baru selang beberapa hari putus membuatku cukup kaget, namun aku berusaha berespon senormal mungkin...
entah kenapa hubungan kami ini tidak semudah itu musnah.. dia masih saja menelpon, basa-basi buat nanyain kabar, maen ke rumah sodara aku, ketemuan, becandaan, beranteman, bahkan melewatkan malam taon barunya di rumahku...ooouucchh!!!!
semua itu terjadi ketika aku liburan, dan semua kata cintanya masih sama aja tuh.....hahahahaha
 sejujurnya aku juga masih memiliki rasa sayang seperti yang dia rasakan, namun harus kuakui, diskusi dan tukar pikiran yang sering kami lakukan sebelum putus membuat kami menyadari bahwa kami tidak dapat selalu bersama. akan ada saatnya dia akan menjadi dia dalam jalannya, dan aku akan menjadi aku dalam jalanku....
aku bahagia karena kami putus dalam damai dan tidak ada di antara kami yang protes terhadap keputusan sulit ini, meskipun kuakui bahwa sudah berember-ember airmata yang kami tumpahkan untuk menjalani keputusan ini...

sekarang, dia telah berdua dengan kekasihnya...
entah mengapa setiap kali aku mendengar kabar tentangnya, aku merasa turut bahagia...
ada kalanya aku cemburu karena kata-kata cinta itu bukan milikku lagi, namun hal itu tidak menjadi fokusku sehingga dapat kuatasi..

sudah ada orang yang juga mencoba mendekatiku, dan aku sempat terpesona karena dia mampu mengembalikan senyumku yang hampir pudar. dia sederhana, lucu, dan apa adanya...aku merasa nyaman di dekatnya...hahahahahahaha
cakep pula...ooohhh tidak!
aku suka...
namun setelah aku mencoba mengenalnya lebih dalam, aku menemukan beberapa hal yang membuatku mengerti bahwa dia bukan orang yang tepat... meskipun seagama, namun kami memiliki orientasi hidup yang jauh berbeda...
aku belajar menerima kenyataan bahwa kami hanya bisa berteman dan tidak bisa lebih dari itu...hehehehehehe

kaitannya dengan kekuatiranku tentunya adalah kuatir akan pasangan hidup di masa depan (lagidanlagi)...aku mempertaruhkannya di tangan Sang Perajut hidup itu karena di dalam genggamanNya aku menemukan harapan akan sebuah kepastian...
Tuhan Yesus mengerti pergumulanku yang cukup berliku ini...dan Dia tau yang terbaik...
Soli Deo Gloria!



gd nite all :)